Rabu, 28 April 2010

Dubes Norwegia Buka Seminar Perempuan Aceh


Duta Besar Norwegia, Eivind S Homme, membuka Seminar Masa Depan Perempuan Aceh Menuju Masyarakat Silidaritas bersama Rektor Universitas Syiah Kuala, Prof Dr Darni Daud di Hotel Hermes Palace, Banda Aceh. Rabu (28/4)

Seminar yang membahas tentang bagaimana sejarah dan budaya Aceh mendorong perempuan Aceh mengambil peran aktif dalam masyarakat ini, diawali dengan pementasan drama pendek internasional berjudul Rumah Boneka. Drama pendek ini berjudul A Dolls House dipentaskan selama 30 menit karya penulis drama Norwegia Hendrik Ibsen.

Menurut Direktur Eksekutif Institut Ungu, Faiza Hidayati Mardzoeki dan, diskusi tentang masa depan perempuan yang dikenal dengan Seminar Nora’ Sister ini sudah diselenggarakan 17 kali di 15 negara di dunia. Tapi ini adalah kali pertama di selenggarakan di Indonesia.


seminar ini diikuti oleh semua lapisan masyarakat dengan menghadirkan narasumber Dr Eka Mulyani (Wakil Direktur Pasca sarjana IAIN Ar-Raniry Banda Aceh), Ismayani (Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak), dan Yuniyanti Chufaezah (Ketua Komnas Perempuan).

Mantan Kombatan GAM Jadi Kuli Bangunan

Habis manis sepah dibuang…... itu mungkin yang ada dalam hati Safrawi alias Abu Wi, mantan Kombatan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) warga Desa Matang Guru, Kecamatan Madat, Kabupaten Aceh Timur yang sekarang berprofesi sebagai kuli bangunan di kampungnya.

Bapak dua anak tersebut sangat kecewa kepada Gubernur Aceh, Irwandi Yusuf yang katanya akan memperhatikan serta memberdayakan ekonomi terhadap para mantan kombatan GAM dengan cara menyediakan lapangan pekerjaan, namun kenyataannya janji tinggallah janji tanpa ada bukti yang nyata, hal ini menunjukan bahwa para peringgi Eks-GAM terutama Irwandi hanya memperkaya dirinya sendiri tanpa memperhatikan kesejahteraan mantan kombatan GAM dibawahnya, mereka seakan diterlantarkan. Sebagaimana dilansir surat kabar ‘Harian Aceh’, Sabtu (24/4).

Uang memang faktor utama yang bisa menyulap seseorang menjadi lupa dan buta. Kekuasaan dan jabatan itu yang mereka harapkan. Saya (Safrawi) hanya bisa membayangkan dan mengharapkan Irwandi terketuk hatinya.

Wahai Irawandi inikah sifat aslimu…? Sungguh kejam…!

PEMKAB ACEH JAYA INKAR JANJI

Banda, Gerakan Mahasiswa Peduli Aceh Jaya (GEMPA) pagi tadi sekitar pukul 09.45 Wib, melakukan aksi unjuk rasa di tugu simpang lima Kota Banda Aceh menuntut Pemerintah Kab. Aceh Jaya untuk lebih meningkatkan pembangunan infrastruktur, pendidikan, Kesehatan, Kebudayaan dan Pelayanan Publik yang dinilai masih sangat jauh tertinggal dari daerah-daerah lain. Senin (26/4).

Aksi tersebut merupakan bentuk kepedulian GEMPA karena Pemkab Aceh Jaya kurang serius dan bersikap acuh tak acuh dalam memperhatikan kesejahteraan masyarakat paska gempa dan tsunami lima tahun silam yang telah meluluh lantakan wilayah tersebut.

Janji hanyalah janji tanpa ada realisasi yang jelas, visi dan misi yang dulu pernah diumbar tidak diikuti tindakan dari Pemerintah Daerah. Pembangunan jalan dan jembatan lintas Lamno-Calang sampai saat ini masih belum terwujud, disamping itu mutu pendidikan masih jauh dari yang diharapkan, begitu juga di sektor kesehatan, keudayaan dan pelayanan publik. Sehingga diharapkan dengan adanya aksi tersebut Pemerintah Daerah Kab. Aceh Jaya akan lebih peduli terhadap kesejahteraan masyarakatnya.