Jumat, 25 Maret 2011

Pemimpin Yang Pandai Bersilat Lidah

Pada dasarnya Manusia dilahirkan kemuka bumi untuk menjadi seorang pemimpin atau seorang Kholifah dirinya sendiri keluarga ataupun golongan sesuai dengan kemampuan dan keahlian yang dimiliki.

Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain, manusia selalu berinteraksi dengan mahluk lain serta dengan lingkungan. Kita sebagai manusia tidak dapat hidup sendiri melainkan berkelompok baik dalam kelompok besar maupun dalam kelompok kecil.

Menjadi seorang pemimpin tentulah tidak mudah. Untuk dapat mengatur dan menciptakan kondisi kehidupan yang harmonis bawahan, masyarakat, ataupun pada anggota kelompok haruslah saling menghormati dan menghargai. Keteraturan hidup perlu selalu dijaga. Hidup yang teratur adalah impian setiap insane, Menciptakan dan menjaga kehidupan yang harmonis adalah tugas manusia.

Sebagaimana firmannya bahwa manusia adalah mahluk Tuhan yang paling sempurna dan paling tinggi derajatnya dibanding makhluk Tuhan lainnya. Dikatakan mahkluk yang paling sempurna karena Manusia dianugerahi kemampuan untuk berpikir, kemampuan untuk memilah dan memilih mana yang baik dan mana yang buruk. Dengan kelebihan itulah manusia seharusnya mampu memegang amanah kekuasaan yang diperolehnya untuk mengelola lingkungan dengan beragam sumber daya alam lainnya yang melimpah untuk kepentingan dan kemaslahatan orang banyak.

Tetapi jangan kita lupa dan menyatakan bangga bahwa kita dilahirkan sebagai mahluk yang paling sempurna, satu ketika kita dapat berubah menjadi Manusia yang paling hina dina seperti binatang rakus dan dungu yang hanya memikirkan perut dirinya, keluarga dan golongannya dengan memanfaatkan kekuasaan dan jabatan yang dimiliki.

Inilah sepenggal pengantar dari penulis agar kita tidak terjerembab dalam eforia kekuasaan dan jabatan yang dapat merubah Kodrat kita sebagai manusia yang paling mulia dan tinggi derajatnya dihadapan Allah SWT menjadi manusia yang Hina seperti binatang karena rakus dan tamak menyelimuti kita ketika diberikan amanah menjadi seorang pemimpin.

Berangkat dari kerisauan dan kenyataan yang ada saat ini, yang sedang dialami Negara kita lebih kecil adalah Kota Serambi Mekah yang kita cintai. Penulis sebagai Bagian dari Rakyat Aceh, ingin menggugah dan mengajak kita semua yang ingin menjadi Pemimpin, janganlah menjadi Pemimpin yang pandai bersilat Lidah.

Sejarah Aceh mencatat, Suatu massa kerajaan Aceh dipimpin oleh Sultanah Ratu Safiatuddin seorang pemimpin wanita, berdasarkan catatan sejarah (selama 30 tahun ) kerajaan Aceh mengalami kemakmuran yang luar biasa, Allah SWT membalas dengan memberikan harta yang berlimpah , ini bisa terjadi karena yang memimpin Kerajaan Aceh pada saat itu adalah Pemimpin yang amanah dan memegang teguh syariat islam dengan mengutamakan kepentingan dan kesejahteraan rakyat bukan untuk pribadi, keluarga dan golongan.

Penulis hanya ingin memberikan gambaran dan menumbuhkan inspirasi untuk para elit politik, para pemimpin dan calon pemimpin Aceh ke depan sehingga dapat kembali menemukan kejayaan seperti pada masa lalu. Tidak seperti saat ini ratusan Milyar bahkan triliyunan dana masuk ke Pemda Aceh, tetapi kenyataan di lapangan Pembangunan di Aceh sangat menyedihkan. Sering kita mendengar adanya Proyek yang belum selesai dibangun sudah ditinggal kabur oleh pemborongnya.

Dimana pengawasan Para pemimpin Daerah, bukan berita yang baru jika Kota Serambi Mekah ini sering kita dengar dilingkungan Pemerintahan terjadi jual beli proyek. Sebagai contoh sederhana bilamana ada proyek senilai 1 M, maka oleh tangan pertama akan dijual senilai 800 juta, oleh tangan ke 2 mungkin dijual lagi senilai 650 juta. Kita patut berbangga kepada beberapa anggota dewan yang masih mempunyai hati dan nurani untuk berani melakukan sidak terhadap suatu proyek dan berani menegur untuk membangun kembali sesuai bestek yang telah disepakati.

Kalau hal ini dibiarkan, kita bisa membayangkan bagaimana kualitas bangunan yang akan dihasilkan,yang dirugikan adalah Negara dan rakyat kecil yang akan menggunakan fasilitas tersebut, sangat jelas hal ini adalah termasuk korupsi berjamaah yang tidak boleh kita biarkan, karena ini adalah uangnya Negara yang bersumber dari pajak yang kita bayarkan, dan bahkan sangat mungkin ini adalah sebagian uang sumbangan dari para Donatur.

Sangat memalukan, sebagai orang timur yang beradam dan mengaku islam sebagai Aqidah, tetapi perbuatan tidak mencerminkan. Cukuplah sekalin azab yang Allah SWT berikan kepada rakyat Aceh yang berupa Tsunami, jangan untuk yang kedua kali.

Cukuplah Allah SWT memberikan teguran dan azab bagi Pemimpin-Pemimpin yang pandai bersilat Lidah agar sadar atas perbuatan Djolim dan hina dimata Allah yang memakan uang Rakyat demi kemewahan pribadi, keluarga dan golongan.

Mau dibawah kemana Aceh pada masa yang akan datang? Bila seorang bayi menyusu pada ibunya bersumber dari sari pati uang yang haram hasil korupsi, apa jadinya bila seorang anak sekolah dengan fasilitas standart Internasional dan fasilitas mewah tapi bersumber dari uang korupsi. Semoga Allah SWT menjadikan kita semua termasuk pemimpin yang amanah dan diberkahi oleh Allah SWT, “Amin”.

Saat inilah Kesempatan kita masyarakat Aceh dalam Pemilukada Aceh 2011 untuk merubah masa depan Kota Serambi Mekah, dengan kearifan dan bijaksana dalam menyikapi Kondisi dan keadaan Aceh dengan mata hati yang dalam tanpa adanya Intervensi dan khilaf terhadap selembar rupiah yang tidak seberapa nilainya, untuk memilih Figur dan Calon Pemimpin yang betul-betul Amanah, jujur, Ikhlas dalam bekerja semata demi Kesejahtraan dan Kemakmuran Masyarakat Aceh di Segala Bidang. Bukan memilih Figur yang Pandai Bersilat Lidah, tetapi menggadaikan Negara demi Kekayaan Pribadi, Keluarga dan Golongan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar