Senin, 05 September 2011

Untuk Elit Politik Aceh

Sifat ego dan kedaerahan yang melekat pada pemegang Politik di Aceh sangat berpengaruh kepada kondisi dan situasi Aceh menjelang pelaksanaan Pemilukada Aceh 2011. Elit Politik Aceh dihimbau untuk, sekali lagi, mengedepankan Moral Politik Aceh dalam memperlakukan Pemilukada Aceh 2011 agar bisa berjalan sesuai rencana dan tidak muncul permasalahan baru di Aceh.

Bagaimanapun Pemilukada Aceh 2011 masih menjadi momentum penting karena Pemilihan Kepala Daerah tahap kedua paska konflik ini menjadi tahap akhir dari periode transisi politik Aceh. Kalau saja para elit politik Aceh menyadari dan memahami pentingnya damai tentu tidak ada polemik yang berkembang dan meluas dimasyarakat. Citra masyarakat Aceh yang Bersyariat Islam harus dijaga dan dijunjung sebagai bentuk keistimewaan daerah Provinsi Aceh.

Untuk itu, mari kembali kepada Moral Politik Aceh. Ini artinya, seluruh elit politik Aceh harus berpijak pada komitmen Nasionalisme yang senantiasa menjaga rasa persatuan dan kesatuan sesama anak bangsa. Hanya dengan terus menerus menghidupkan Moral Politik Aceh ini semua elit politik bisa kembali terjaga kedamaian dan keamanan di Aceh menjelang Pemilukada Aceh 2011. Karena disini dibutuhkan kearifan dan dedikasi yang bisa mencerminkan keteladanan bagi masyarakat Aceh.

Kedamain dan keamanan situasi Aceh menjelang Pemilukada Aceh 2011 sangat diharapakan oleh seluruh masyarakat Aceh, karena masyarakat sudah lelah dengan ulah para elit politik yang hanya mengumbar janji-janji dan kepentingan pribadinya dan kelompoknya. Masyarakat berharap dan menantika pemimpin Aceh yang benar-benar berjiwa Nasional dan mempunyai kecintaan terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia agar bisa membawa kemajuan bagi kehidupan masyarakat Aceh yang lebih sejahtera dan berkeadilan, dan bukan pemimpin yang dilahirkan karena ,kedaerahannya ,ketokohannya tetapi harus mempunyai intelektual, dedikasi serta mengerti tentang hukum dan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.

Meningkatkan kesejahteraan taraf hidup masyarakat dan mengurangi angka kemiskinan merupakan taggung jawab yang tidak ringan dan memerlukan pemikiran yang serius bagimana caranya mengatasi hal tersebut, jadi bukan hanya mengejar kekuasaan tetapi ranyatnya terbelit dengan penderitaan dan kemiskinan yang pada akhirnya timbul kesenjangan sosial dimasyarakat.

Saatnya semua pelaku politik di Aceh untuk bisa saling menghormati dan menghargai sesama peserta politik dan bukan sebaliknya bagaimana menjatuhkannya itu adalah sifat yang bukan kesatria. Biarkan masyarakat atau rakyat yang menentukan pilihannya sendiri tanpa adanya intimidasi dan paksaan darimanapun itu baru namanya Demokrasi. Kedamaian Aceh adalah milik kita bersama, Jaga Damai Aceh Menjelang Pemilukada Aceh 2011.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar