Selasa, 18 Mei 2010

Hutan Aceh Bukan Untuk Di Jual Belikan



















Hari pertama Governors Climate and Forest (GCF) Taskforce Meeting 2010 (18-20 Mei 2010) yang diadakan oleh Pemerintah Aceh di Hotel Hermes Palace Kota Banda Aceh langsung mendapatkan kecaman dari masyarakat Aceh, salah satunya dari mahasiswa yang mengatasnamakan Forum Masyarakat Sipil Untuk Kedaulatan Mukim.

Mahasiswa menolak pertemuan tersebut karena dinilai tidak berguna bagi masyarakat yang tinggal di sekitar hutan. “Mahasiswa menuntut untuk menghentikan semua pembahasan tentang REDD dan proses membangun legitimasi untuk melaksanakan politik dagang REDD di Aceh,” karena sangat merugikan bagi masyarakat khususnya masyarakat yang kurang mampu.

Aceh kaya akan sumber daya alam dan kekayaan tersebut harusnya dapat dirasakan oleh masyarakat aceh. Sebenarnya masyarakat adat, dalam hal ini kemukiman mampu mengolah sumber daya alam hutan Aceh, tapi kenapa pemerintah Aceh (Gubernur) malah akan memberikan hak pengelolaan hutan kepada pihak asing. Kenapa..? Sungguh ironis!

Pemerintah Aceh seharusnya bisa melindungi kekayaan hutan Aceh untuk kepentingan rakyatnya terutama yang berada di sekitar hutan, bukan sebaliknya. kita harus bercermin pada permasalah-permasalahan yang pernah terjadi dulu. Pihak asing hanya mementingkan keuntungan dalam menjalankan suatu proyek dibandingkan masyarakat yang ada di sekitarnya. Ketika semua kekayaan tersebut habis maka kita ditinggalkan. Akan menjadi apa Aceh nantinya…!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar