Selasa, 15 Maret 2011

Aceh Membutuhkan Pemimpin Yang Dekat Dan Peduli Dengan Rakyat Serta Berjiwa Nasionalis

Berbicara kepemimpinan sangat erat hubungannya dengan pesta demokrasi yang akan digelar tidak lama lagi. Pemilihan Umum Kepala Daerah mulai dari Gubernur/Wakil Gubernur, Bupati/Walikota dalam Pemilukada 2011 di Provinsi Aceh tinggal menunggu pengumuman secara resmi siapa yang akan maju Meramaikan pesta Demokrasi tersebut dan keluar sebagai pemenangnya.

Berkaca dari proses pesta demokrasi tahun 2006 yang lalu, berbagai strategi dan cara digelar untuk meraih kemenangan. Jadwal kampanye pun disusun untuk meyakinkan rakyat atas dirinya masing-masing. Perlombaan pun dimulai untuk menjadi sang pemenang. Adapun pasangan calon Gubernur/Wakil Gubernur, Bupati/Wakil Bupati dan Walikota/Wakil Walikota yang akan menduduki Kursi tersebut sampai sampai saat ini masih intens mencari pasangan masing-masing.

Dari setiap pasangan calon masing-masing pasti memiliki kelemahan dan kelebihan sehingga tidak bisa diketahui siapa yang bakal menjadi pemenang Pemilukada tahun 2011 nanti. Sampai dengan Pertengahan bulan Maret para kandidat sudah giat melakukan pencitraan, baik itu melalui Media maupun melaksanakan silaturahmi langsung ketempat-tempat yang dapat dijadikan basis untuk memenangkan Pemilukada nanti. Bila dilihat dari segi positif untuk masyarakat luas, hal itu sangat baik karena masyarakat bisa menilai sejauh mana kepedulian calon pemimpin terhadap situasi yang sedang terjadi tengah-tengah masyrakat.

Sebagaimana yang telah dilakukan oleh beberapa calon yang akan bertarung pada pemilihan Gubernur Aceh 2011, diantaranya Prof. Dr. Darni M Daud, MA. Kita bersama mengamini kalau hari libur (minggu) adalah hari dimana kita dapat santai dan bersenda gurau dengan keluarga untuk melepas penat dan menghilangkan suasana kerja. Tetapi beliau mau dan mampu memanfaatkan waktu dan situasi untuk melihat warga Tangse Kabupaten Pidie yang mengalami musibah banjir bandang.

Kehadiran seorang Rektor yang disertai dengan para staf Rektor Unsiyah dan segenap mahasiswa serta tenaga medis Fakultas Kedokteran juga diterjunkan dihadapkan masyrakat kecil yang sedang mengalami musibah adalah sebuah dorongan moril dan semangat hidup untuk menghadapi setiap cobaan. Ini adalah sebagian kecil dari gambaran seorang figur calon Pemimpin Aceh kedepan yang dapat mengangkat harkat dan martabat masyarakat Aceh sejajar dengan Provinsi lain di Indonesia.

Ditelisik lebih jauh disatu sisi merupakan ekspresi dari harapan masyarakat akan sebuah perubahan tatanan kehidupan sosial yang lebih baik, dimana para elite/pemimpin sebelumnya atau yang masih menjabat (incumbent) kurang mampu menangani isu sosial yang dihadapi masyarakat Aceh, seperti masalah kemiskinan, korupsi, ketidakadilan dan penyediaan infrastruktur yang tidak merata. Sementara di sisi lain, pertanyaan ’harus memilih siapa’ hendak mengarahkan kita untuk menyeleksi kepatutan dan kelayakan seorang pemimpin berdasarkan kebutuhan dan keinginan nyata masyarakat sekarang ini. Kebutuhan riil itu tidak lain dari bagaimana upaya seorang pemimpin dan seluruh masyarakat mengatasi persoalan-persoalan sosial yang telah disebutkan di atas. Kalau para elite politik berani mengadakan kontrak sosial dengan para konstituennya dan punya komitmen kuat untuk melakukan apa yang telah menjadi janjinya, maka masyarakat tidak segan-segan memilihnya sebagai Pemimpin.

Tanggungjawab untuk memajukan kehidupan bersama adalah usaha dan partisipasi aktif semua orang. Sebagai salah satu bentuk tanggungjawab nyata kita itu adalah perlu memiliki kriteria dan pengetahuan kolektif tentang karakter, kepribadian dan kemampuan dari sang calon Gubernur/Wakil Gubernur, Bupati/Wakil Bupati, Walikota/Wakil Walikota. Maka berikut ini beberapa kriteria seorang pemimpin yang bisa kita pertimbangkan untuk menjadi seorang pemimpin Aceh di masa kini dan yang akan datang.

Seorang calon pemimpin tentunya harus memiliki jiwa kepemimpinan yang baik dalam menjalankan roda pemerintahannya, serta harus bersikap profesional dalam menjalankan tugas. Pemimpin harus benar-benar mendahulukan kepentingan masyarakat bukan kepentingan golongan/kelompok atau perseorangan. Namun pada saatnya masyarakatlah yang akan memilih siapa pemimpin mereka. Biarlah mereka yang menentukan sesuai pendapat dan hati nuraninya.

Yang jelas, untuk menjadi seorang pemimpin di Tanah Rencong dengan segudang tantangan di bidang ekonomi, politik dan sosial kemasyarakatan dibutuhkan kandidat yang mamiliki kecakapan memimpin yang prima ketimbang faktor-faktor teknik lainnya yang sepele. Kita membutuhkan pemimpin yang efektif yang dapat menggunakan dan menggabungkan berbagai gaya leadership yang berbeda, yang berakar pada sejumlah elemen nilai-nilai, emosional dan intelektual yang unik.

Seorang Pakar ilmu Leadership membagi gaya kepemimpinan menjadi enam macam, antara lain, mampu memenuhi kebutuhan secara cepat, memobilisasi masyarakat dengan visi, mampu menciptakan harmoni dan membangun ikatan-ikatan emosional, membuat konsesus melalui partisipasi, meletakkan standar performa yang tinggi dan membangun masyarakat demi masa depan yang lebih baik. Karakter dasar ini harus dimiliki seorang kandidat Kepala Daerah karena ia akan menjalankan tugas kepemimpinan.

Pandangan diatas menurut penulis memang sangat tepat berbicara tentang kepemimpinan, sinergis dengan hal diatas para calon kandidat peserta Pemilukada Aceh 2011 paling tidak memiliki beberapa kriteria yaitu antara lain:

Pertama, seorang pemimpin yang hendak dipilih adalah seorang tokoh/figur yang berani memiliki tanggung jawab besar dan memiliki pengetahuan yang luas. Unsur ini sangat penting di masa kini. Mengapa demikian? Agar dapat fleksibel dalam persaingan yang ketat dan cepat dimana lingkungan yang sangat tidak pasti untuk ke depan, pemimpin harus mampu berfungsi sebagai katalis dalam problem solving, toleran terhadap resiko, berfikir dalam gambaran keseluruhan dengan keahlian teknis yang menonjol, fokus dalam mengembangkan hal-hal yang tidak terukur, memiliki keterampilan non teknis dan pengetahuan lintas fungsi/antar disiplin seperti matematika, logika, sejarah, filsafat, sastra dan bahasa asing serta disiplin ilmu lainnya.


Kedua, pemimpin harus memiliki keterampilan dalam mengorganisasikan informasi dengan baik dan mengkomunikasikannya dengan jelas, singkat dan persuasif serta keterampilan untuk menganalisis informasi yang kompleks sampai membuat keputusan yang tepat berdasarkan pendekatan secara logis. Biasanya seorang pemimpin akan mencari solusi atau jawaban yang terbaik, bukan jawaban yang ingin kebanyakan didengar oleh bawahan.

Ketiga, seorang pemimpin yang hebat biasanya juga “knowledge worker” (pengetahuan pekerja) yang seringkali memiliki pengetahuan antar disiplin dan memiliki pengalaman serta secara bersamaan menerapkan pengetahuan yang berasal dari beberapa bidang untuk memecahkan masalah. Mereka seringkali dapat mengkombinasikan pengetahuan yang berbeda-beda, seperti bisnis dan teknologi.

Keempat, adalah seorang pemimpin masa depan juga harus mengerti visi organisasi yang spesifik dan dapat langsung berperan untuk melihat dan merespon kebutuhan yang ada pada masyarakat.

Pada kondisi saat ini, masyarakat tidak akan mempersoalkan tentang siapa yang akan mengusung kandidat tersebut, apakah dari Independen atau dari Partai tertentu yang mengusung para kandidat tersebut, yang terpenting adalah bagaimana figur, atau sosok pemimpin itu dapat membawa perubahan Provinsi Aceh untuk lima tahun kedepan. Disini sangat jelas bahwa orang-orang yang mempunyai kualitas dan kemempuan baik dari segi keilmuan, religi, pengalaman, dan lain sebagainya akan sangat menentukan keberhasilan jalannya roda pemerintahan. Kita bisa membayangkan kalau Aceh ini dipimpin oleh orang-orang yang tidak mempunyai kapabilitas yang cakap sudah dapat dipastikan Aceh akan mengalami kemunduran disegala bidang.

Selain hal-hal tersebut, kandidat Pemimpin hendaknya memenuhi beberapa ciri kepemimpinan sebagai berikut; pertama, memiliki kecakapan khusus(special skill), pendidikan, nilai-nilai, dan kepribadian; kedua, memiliki kemampuan dan persepsi manajerial yang baik; dan ketiga, memiliki
self knowledge dan self reflection. Ciri terakhir ini penting bagi seorang pemimpin karena dari sini akan muncul pertanyaan-pertanyaan yang seharusnya menjadi pertanyaan bagi setiap kandidat sebelum mencalonkan dirinya sebagai calon Gubernur/Bupati/Walikota. Jadi, pencalonan diri sebagai kandidat Gubernur/Bupati/Walikota tidak semata-mata ditentukan oleh banyaknya dukungan, uang, kuatnya mesin politik, tingginya kepercayaan diri atau ijazah tingkat apa yang dimilikinya tetapi juga benar-benar didasarkan pada evaluasi terhadap diri sendiri.

Begitu pula para pendukung seorang kandidat, sebaiknya mereka juga memulai mempertanyakan diri mereka sendiri tentang apa yang diharapkan dari kandidat yang didukungnya. Evaluasi dini semacam ini penting agar kita tidak terkecoh dengan kriteria-kriteria kerdil yang justru hanya menjadi kedok belaka dan belum tentu membawa perbaikan. Suara rakyat Aceh sangat membutuhkan pemimpin yang dapat berbuat nyata dengan hasil karya pembangunan disemua sektor, bukan hanya dalam bentuk kata-kata pencitraan yang hanya manis dibibir tapi pahit dirasakan.

Jadi pada intinya seorang pemimpin masa depan di Tanah Rencong ini apabila ingin efektif, maka diperlukan lebih banyak pengetahuan yang bersifat menyeluruh dan tidak perlu menjadi ahli (satu bidang), tetapi setidaknya cukup mengenal dengan baik untuk dapat menjawab pertanyaan yang tepat dari orang lain, memecahkan masalah dengan cerdas, serta membuat keputusan yang tepat yang didasari pada proses yang logis.

Adakah kriteria-kriteria yang telah disebutkan di atas ada dalam diri para kandidat Peserta Pemilukada Aceh 2011? Kita semua dapat menentukan mana yang terbaik buat Provinsi Aceh kita yang tercinta ini. Jadi, sekarang silahkan melihat kembali kriteria mana saja yang dimiliki calon yang akan maju pada Pemilukada Aceh 2011 nanti.

Apakah termasuk dalam kriteria kandidat yang ideal atau tidak? Nasib kota Serambi Mekkah ada di tangan kita semua Masyarakat Aceh. Jadi apa yang anda pilih sangat menentukan agar Provinsi Aceh lebih baik lagi di masa mendatang paling tidak untuk lima tahun ke depan. Kita semuah sangat berharap Pesta Demokrasi yang sebentar lagi akan digelar dapat berjalan dengan aman, damai berhasil tanpa adanya goresan darah yang akan mengalir dari rakyat yang tak berdosa.

Kita masyarakat Aceh sangat setuju dengan harapan Menegpora Bapak Andi Alfian Malarangeng yang mengatakan semoga Pemilukada Aceh 2011 dapat menjadi contoh Provinsi lain di Indonesia. Begitu indah dan enak terdengar bila kita semua mempunyai keinginan dan tujuan yang sama tanpa harus menteror, mengintimidasi lawan hanya untuk kepentingan pribadi dan kelompok.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar