Rabu, 14 April 2010

KONFERENSI INTERNASIONAL ICG-IOTWS ke-7


Acara pembukaan konferensi Internasional ICG (International Oceangrahic Commission)-IOTWS (India Ocean Tsunami Warning System) yang dibuka oleh Menko Kesra Agung Laksono yang didampingi oleh Menristek Suharna Surapranata, Gubernur Aceh Irwandi Yusuf, Kepala BMKG Sri Woro B. Harijono, Kepala BPPT Marzan A. Iskandar dan dihadiri oleh para delegasi Negara-negara anggota ICG-IOTWS di Hotel Hermes Banda Aceh tanggal 14-16 April 2010. Rabu (14/4).

Lima tahun sudah berlalu sejak tsunami dahsyat pada tanggal 26 Desember 2004 yang berawal dari gempa berkekuatan 9.1 SR mengakibatkan lebih dari 200.000 korban jiwa di negara-negara di kawasan Samudera Hindia, utamanya di Aceh, Indonesia. Belajar dari kejadian tersebut, betapa pentingnya sebuah sistem peringatan dini untuk mengurangi dampak bencana terhadap masyarakat. Oleh karena itu tujuan dari ICG-IOTWS ini adalah untuk membangun system peringatan dini Tsunami di kawasan Samudera Hindia dengan menyatukan/ mengintegrasikan sistem yang dibangun di Negara anggota masing-masing melalui koordinasi-koordinasi pada tiap sidang.

Dalam sidang lajutan ICG-IOTWS ke-7 ini dihadiri oleh sekitar 150 peserta yang terdiri dari 70 peserta asing dan 80 peserta Indonesia. Dari 28 negara anggota ICG-IOTWS sampai dengan saat ini ada 5 negara yang telah membangun TWSnya, Yakni : Australia, India, Indonesia, Malaysia dan Thailand. Dari kelima Negara tersebut yang telah menyatakan kesediaannya untuk menjadi RTWP adalah Australia, India dan Indonesia.

Pada kesempatan tersebut Menko Kesra Agung Lakono telah menetapkan tiga pilar pembangunan kesejahteraan rakyat, dan salah satunya adalah tanggap cepat terhadap gangguan kesejahteraan rakyat. Dalam upaya mengurangi resiko bencana terhadap masyarakat, Pemerintah Indonesia juga telah memasukkan Manajemen Pengurangan Resiko Bencana atau Disaster Risk Reduction (DRR).

Kepala BMKG Sri Woro B. Harijono dalam konferensi Pers menambahkan bahwa pada sekarang ini sedang dalam proses pembuatan Disaster Support System (DSS) yang direncanakan akan rampung pada tahun 2011 mendang. Yang mana dengan DSS tersebut akan memberikan informasi awal dimana, jam berapa, level tingginya berapa serta dikawasan mana akan terjadi tsunami. Dan Perintah Pusat dalam hal ini telah mengalokasikan dana sebesar Rp 400 Miliyar dalam APBN untuk menyelesaikan proyek tersebut sampai tahun 2011, sedangkan pendanaan untuk tahun 2010 sebesar Rp. 120 Miliyar. Tegas Sri Woro.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar