Selasa, 23 Agustus 2011

Masyarakat Aceh Jangan Salah Pilih Pemimpin Dalam Pemilukada Aceh 2011

Kedamaian dan ketenangan Aceh selama bulan Suci Ramadhan sangat diharapkan oleh seluruh masyarakat Aceh, walaupun dalam bulan puasa ini saja telah terjadi tiga kali tindakan kekerasan dengan menggunakan senjata api ilegal. Kekacauan politik yang terjadi di Aceh selama bulan puasa ini seakan tidur dan tidak muncul dipermukaan, namun masyarakat diharapakan tetap waspada terhadap geliat politik yang ada di Aceh.

Keputusan Mahkamah Konstitusi yang mengakomodir calon independen dalam Pemilukada Aceh 2011 mendapatkan protes keras dari partai lokal Aceh yaitu Partai Aceh, dan akhirnya tahapan-tahapan yang telah ditetapkan KIP Aceh gagal total. Keikutsertaan calon independen dalam Pemilukada Aceh 2011 nampaknya mendapatkan kendala dari partai lokal Aceh.

Kalau saja Partai Lokal Aceh menghormati keputusan Lembaga Tinggi Negara yaitu MK mungkin situasi Aceh tidak akan mengalami suhu politik yang menghangat. Oleh karena itu masyarakat bisa sadar dan paham dan nantinya bisa memilih pemimpin yang benar dan Nasionalis dan bukan memilih pemimpin yang pada akhirnya membawa penderitaan dan kesengsaraan rakyat Aceh.

Semua masyarakat berhak untuk memimpin Aceh, namun syarat seorang pemimpin adalah berpendidikan, mengerti hukum, beraklaq dan mementingkan nasib rakyatnya serta mendapatkan dukungan rakyatnya tanpa adanya paksaan. Membangun Aceh, tidak mudah. Butuh kerja keras, ikhlas dan sudi menerima masukan. Makanya, kita patut berbangga makin banyak yang orang yang mau menjadi memimpin Aceh dengan niat ikhlas membangun Aceh, bukan dilandasi untuk berkuasa demi kepentingan politik sesaat atau kelompoknya.

Kepemimpinan adalah faktor yang sangat menentukan dalam upaya memengaruhi kinerja suatu organisasi pemerintah, karena kepemimpinan merupakan aktivitas utama untuk pencapaian tujuan organisasi pemerintah. Kepemimpinan merupakan inti dari manajemen dan manjemen itu sendiri merupakan inti dari administrasi.

Kembali kepada kepemimpinan untuk Aceh, pasca MoU RI-GAM sudah seharusnya pemimpin Aceh menjadi penyejuk hati masyarakat. Aceh perlu pemimpin yang mampu menjadikan kelemahan orang Aceh hari ini untuk dijadikan kekuatan jangkang panjang. Pemimpin yang baik adalah yang bersedia menerima kritikan untuk kemajuan Aceh dan kesejahteraan masyarakatnya serta berjiwa Nasionalis.

Aceh harus dibangun dengan spirit kebersamaan tanpa berpihak kepada siapan pun, melainkan harus berpihak kepada rakyat Aceh. Aceh bukan milik elemen tertentu ataupun kelompok, melainkan Aceh adalah milik orang Aceh secara keseluruhan dan seluruh bangsa Indonesia.

Dalam Pemilukada Aceh 2011, rakyat Aceh harus pandai memilih pemimpin yang berkualitas. Pemimpin yang berkualitas adalah mereka yang matang secara intelektual, matang secara emosional dan yang lebih penting lagi adalah matang secara spiritual dan memiliki semangat Kebangsaan serta Nasionalisme. Apabila pemimpin untuk Aceh ke depan memiliki kematangan tiga poin itu, nampaknya peralihan Aceh untuk lebih baik akan terasa dan bukan didasarkan karena egoisme dan merasa dirinya hiro.

Bahwa rakyat hanya membutuhkan seorang pemimpin yang bisa merumuskan hukum dalam artian untuk kesejahteraan rakyatnya. Makanya masyarakat Aceh dalam Pemilukada Aceh 2011 jangan salah memilih pemimpin, sukseskan Pemilukada Aceh dengan tetap menjaga damai dan keamanan Aceh agar kedepan pemimpin Aceh bisa membawa dampak positif untuk pembangunan Aceh yang lebih baik dalam naungan Negara Kesatuan Republik Indonesia(NKRI).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar