Rabu, 11 Mei 2011

Aceh Fair Kuras Uang Rakyat Rp2 Miliar

Pemerintah Aceh menghabiskan biaya Rp2 miliar untuk pelaksanaan ‘Aceh Fair’ di Blang Padang Banda Aceh. Sementara para peserta pameran juga dipungut biaya Rp5-10 juta per stan.

“Meski Pemerintah Aceh mengalokasikan dana mencapai Rp2 miliar untuk kegiatan ini, tapi dalam pelaksanaannya stan tetap disewakan lagi Rp5 juta hingga Rp10 juta per stan,” sebut seorang pengusaha yang ikut ambil bagian dalam pameran tersebut.

Aceh Fair yang dikelola Pemerintah Aceh di bawah pengawasan Disprindagkop dan UKM, Disnakerduk, dan Badan Investasi Aceh itu berbeda dengan stan pameran yang pernah digelar di Banda Aceh sebelumnya. Panitia Aceh Fair membangun sendiri stan dengan menyekat-nyekat dalam dua tenda berukuran besar. Ukuran stan terdiri dalam dua bentuk, yakni 3×3 meter dan 6×6 meter yang kemudian disewakan untuk peserta pameran. Untuk ukuran 3×3 senilai Rp5 juta dan 6×6 Rp10 juta.

Sejumlah peserta pameran dari kalangan swasta mengaku kecewa dengan harga yang dipatok oleh panitia Aceh Fair. “Untuk acara ini dananya sudah diplotkan pemerintah melalui anggaran Aceh. Mengapa stannya kemudian disewa lagi Rp5 hingga Rp10 juta,” keluh seorang pedagang yang menyewa stan itu.

Banyak dari peserta pameran tidak mengetahui stan itu akan disewakan lagi oleh panitia, karena dia berpikir acara tersebut merupakan acara Pemerintah Aceh untuk promosi hasil karya atau produk masyarakat Aceh. “Namun nyatanya para peserta harus menyewa lagi dan cukup mahal untuk ukuran pameran seperti ini.

Hal senada dikatakan pedagang kain yang menyewa stan di pameran tersebut. “Dana Aceh Fair sudah dianggarkan pemerintah, tetapi stan disewakan lagi. Sementara yang dipamerkan adalah produk keterampilan anak-anak atau masyarakat Aceh.

Ketua Pelaksana Harian Aceh Fair, Poppy Amalia awalnya berusaha menutupi jumlah anggaran yang dikucurkan Pemerintah Aceh untuk kegiatan itu, termasuk harga sewa stan yang dipatok pihaknya. Poppy baru menjelaskan setelah didesak sejumlah wartawan soal sewa-menyewa stan dan rincian anggaran Aceh Fair yang dialokasikan pemerintah.

Poppy Amalia mengatakan dana yang dikucurkan Pemerintah Aceh melalui untuk acara itu senilai Rp1,7 miliar. Dana itu, rincinya, Rp1,5 untuk sewa dua tenda tempat didirikannya stan-stan dan sisanya untuk membayar penyanyi, penari, dan lainnya.

Dia mengatakan pihaknya menyewa lapak atau stan-stan itu guna menutupi kebutuhan listrik dan lainnya selama berlangsung Aceh Fair hingga 15 Mei 2011. “Jadi kalau jumlah anggarannya kami belum bisa rincikan secara detil. Dari sewa stan kira saja sendiri yang ukuran 3×3 Rp5 juta dan yang 6×6 Rp10 juta,” kata Poppy dalam konferensi pers usai pembukaan Aceh Fair. Disinilah ternyata acara untuk promosi daerah dan memajukan daerah saja sudah dijadikan lahan untuk mencari keuntungan bukan murni untuk menunjukkan ke dunia luar bahwa Aceh sudah damai. Kedepan perlu adanya transparasi dalam bentuk kegiatan yang menggunakan anggaran rakyat, rakyat jangan dijadikan sapi perahan saja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar